Terletak di Kecamatan Blado, kecamatan paling selatan Kabupaten Batang, Pagilaran dapat dicapai dengan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum dalam waktu tidak lebih dari 1 jam dari pusat kota Batang.
Selain dapat menikmati pemandangan alam yang hijau dan asri, kita juga bisa mengamati proses pembuatan teh di pabrik peninggalan Belanda yang masih terus beroperasi. Memang, kawasan perkebunan teh Pagilaran adalah salah satu bukti sisa-sisa kejayaan penjajahan Belanda di masa lalu.
Berbagai peninggalan zaman kolonial masih terawat dengan baik di Pagilaran. Salah satunya adalah bangunan rumah Administratur Pabrik yang berarsitektur khas Eropa. Di samping itu, kita juga bisa melihat bekas kereta gantung yang dulu digunakan oleh para ‘sinyo dan noni’ Belanda untuk menikmati keindahan alam Pagilaran.
Belum lengkap rasanya bila datang ke Pagilaran tetapi tidak melakukan tea walk pada pagi hari sambil menyaksikan terbitnya matahari di tengah hijaunya pepohonan teh. Oleh sebab itu, pengelola telah menyiapkan vila/homestay dan kamar bagi Anda yang ingin menginap.
Bagi yang menginginkan privasi lebih dan berkantong agak ‘tebal’, bisa memilih menginap di vila/homestay. Namun, apabila anggaran Anda pas-pasan, bermalam di kamar sewa dengan tarif yang lebih terjangkau juga bisa menjadi pilihan.
Apa yang menjadikan kebun pagilaran menarik..?
• Pemandangan dan pesona hamparan kebun teh di pegunungan dengan ketinggian 1.000 sampai 1.500 meter dpt.
• Melihat proses pembuatan teh mulai dari pemetikan, pengolahan sampai pengepakan di pabrik
• Anda dapat menikmati paket tea walk bersama instansi, sekolah, organisasi ataupun perusahaan anda, dengan berolah raga santai sambil menghirup udara sejuk dan segar
• Menikmati matahari terbit dan tenggelam di cakrawala
• Lingkungan pertamanan yang sehat, alami dan segar, jauh dari kebisingan dan polusi. Suhu kebun 15 0 - 18 0 C pada malam hari, 21 0 - 25 0 C pada siang hari.
• Air terjun/Curung Binorong dan Curung Kembar, dengan pemandangan di sekitarnya yang indah dan alami, dan hamparan kebun teh dan kebun cengkeh sepanjang lereng pegunungan
• Obyek peninggalan sejarah seperti rumah peninggalan Belanda, Kopel, Kerata Gantung, Bak Air Sijegang dll
Fasilitas
Akomodasi berupa 3 buah wisma kapasitas 100 orang dengan tarif antara Rp. 60.000,- sampai Rp. 80.000,- per malam, dan 2 Homestay kapasitas 20 orang dilengkapi fasilitas air panas dengan tarif Rp. 250.000,- per malam. Ruang rapat/sidang dengan kapasitas 50 orang dan gedung pertemuan berkapasitas 500 orang
Baca selengkapnya »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar