Membangun mezzanine bisa menjadi langkah yang tepat sekaligus murah jika Anda merasa rumah terlalu sempit dan membutuhkan ruang tambahan.
Mezzanine berasal dari bahasa Italia “mezzo” yang artinya “di tengah”. Dalam dunia arsitektur, mezzanine merupakan lantai yang berada di tengah-tengah antara lantai-lantai utama, seperti misalnya lantai 1 dan lantai 2 atau lantai 2 dan lantai 3. Mezzanine biasanya juga memiliki bentuk yang menyerupai balkon dan mempunyai atap atau langit-langit rendah.
Menurut arsitek Briyan Talaosa, bahasa lain mezzanine adalah “balkon di dalam rumah”. Ini karena menilik posisi lantai mezzanine yang bersinggungan langsung dengan void atau atrium.
“Di rumah, posisi mezzanine berada di lantai atas. Jika pada bangunan tinggi, acap kali kita jumpai mezzanine di area podium, yakni bangunan yang posisinya di area lobi,” kata Briyan.
Ukuran lantainya pun tidak penuh. Areanya hanya didesain sebagian dari luas bangunan yang ada. Hal serupa dikatakan arsitek Wisnu Brata. Menurut dia, mezzanine adalah lantai pertengahan atau lantai penunjang yang terletak di antara lantai-lantai utama bangunan. Hanya, dalam menghitung total tinggi bangunan, lantai mezzanine tidak dihitung sebagai lantai atau tingkat di dalam keseluruhan bangunan.
Menilik konsepnya, mezzanine memiliki konsep berbeda dengan ruangan yang ada di rumah. Letaknya dibuat sejajar dengan ruang yang lain, tapi berada di dalam satu lantai yang sama. Selain itu, konsep ruangannya pun bersifat terbuka, yakni tanpa sekat dan pintu. Hal tersebut dibenarkan oleh Briyan. Dia mengatakan, mezzanine hampir mirip dengan konsep balkon. Hanya, balkon letaknya di luar rumah, dalam arti berkaitan dengan eksterior, tapi mezzanine berada di dalam rumah dan terbuka.
Bagaimana membuatnya? Hal yang pertama kali harus Anda lakukan adalah buatlah perencanaan awal. Briyan mengatakan, segala sesuatu yang direncanakan di awal waktu biasanya lebih baik dibandingkan setelah rumah jadi, baru akan dibuat mezzanine. Sebab, bila Anda mendesain mezzanine setelah rumah jadi, kemungkinan besar akan terjadi pembenturan terhadap dimensi, salah satunya dimensi ruang.
Lebih dari itu, hal yang paling penting diperhatikan adalah strukturnya. Menurut Briyan, di samping aspek-aspek pembentuk lain seperti lantai, ceiling, furnishing, warna, dan aksesori, struktur mezzanine penting untuk diperhatikan. Sebab, mezzanine biasanya dibuat melayang. Jadi, butuh perhatian ekstra soal logika distribusi pembebanannya. Jangan sampai bentangannya terlalu jauh ke depan sehingga mengurangi estetika.
“Maksudnya, bila sisi dinding sampingnya memiliki jarak jauh, lalu bentangan mezzanine terlalu menjorok ke depan, otomatis butuh pendukung dari balok yang dimensinya besar juga.Takutnya akan mengurangi estetika,” papar Briyan.
Umumnya mezzanine dibuat dari material beton karena karakternya lebih kuat dibandingkan material lain. Meski demikian, material lain seperti kayu, baja, ataupun kombinasi, tetap bisa diterapkan. Hanya, jika Anda menggunakan struktur yang tidak terbuat dari beton akan berpengaruh pada ukuran luas lantai mezzanine-nya.
Ambil contoh material kayu. Umumnya lantai yang terbuat dari kayu, untuk bidang yang sama dengan pemakaian beton, membutuhkan support lebih mengingat karakter kayu yang tidak lebih kuat dari material beton pada umumnya. Dari segi ukuran pun lebih kecil dibandingkan beton. Kecuali, Briyan menambahkan, bila ingin menggunakan komposit, yakni antara baja dengan beton atau baja dengan kayu. Jadi, strukturnya dari baja lalu lapisan terluarnya dari material kayu.
Sementara untuk desain ceiling-nya, minimal ketinggian mezzanine sama dengan ruang pada umumnya, yakni pada dimensi ceiling 300 cm. Maksudnya, bila digabungkan butuh enam meter untuk mendesain mezzanine tersebut.
”Berbeda halnya jika Anda membuat mezzanine setelah rumah jadi. Biasanya dimensi ceiling-nya minimal sekitar 80 persen dari ukuran tersebut,” kata Briyan.
Lantas, bagaimana dengan luas lahan rumah yang dibutuhkan? Briyan mengatakan, biasanya mezzanine sering ditemui di rumahrumah berukuran besar, tapi tidak lantas rumah tipe kecil tidak bisa membuat mezzanine. Semua bergantung pada pemenuhan kebutuhan ruang di dalam rumah tersebut.
“Bila sudah memiliki lahan cukup, lalu ruang-ruang lain sudah terpenuhi, bisa saja mezzanine dibuat maksimal,” imbuh sang arsitek.
Sementara menurut Wisnu Brata, untuk rumah dengan tipe besar, mezzanine bukan hanya bisa digunakan untuk mengakomodasi atau menampung satu ruangan, melainkan juga dapat menampung area servis. Apalagi jika rumah Anda berbentuk split level, maka kemungkinan memakai ruangan dengan tipe mezzanine sangatlah besar.
Sementara untuk rumah bertipe kecil, Anda masih dapat menggunakan mezzanine dengan cara memanfaatkan ketinggian di bawah atap. Jadi, plafon datar di bagian bawah atap dibongkar, lalu diganti dengan bentuk plafon yang mengikuti kemiringan atap. Kemudian pada bagian bawah atap yang cukup tinggi Anda bisa buat lantai untuk ruangan.
“Jika pembuatan mezzanine merupakan perluasan, tambahan, atau renovasi, agar tidak terlalu rumit, sebaiknya menggunakan balok-balok kayu yang kemudian dilapisi multipleks 18 mm dan ditutup karpet sebagai lantai,” saran Wisnu. (Source: Koran SI/ftr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar