Umumnya, taman adalah sekumpulan tanaman yang ditanam di satu area untuk mendapatkan kesan sejuk, teduh, dan nyaman. Tapi, bagaimana dengan rock garden (taman batu)?
Rock garden merupakan desain taman yang unik. Sebab, dalam pengaplikasiannya lebih banyak unsur material keras dibandingkan material lembut. Dalam arti, material yang banyak digunakan lebih pada batu-batuan dan pasir ketimbang unsur tanamannya. Menurut arsitek lanskap Nirwono Yoga, umumnya kita mengenal jenis rock garden sebagai taman yang komposisinya menggunakan media keras, seperti pasir, batubatu koral, dan kerikil.
Hal serupa dikatakan arsitek lanskap Giwo Rubianto. Menurut dia, rock garden memiliki media tanam yang berbeda dari jenis taman yang biasa penghuni rumah aplikasikan. ”Jika biasanya yang kita siapkan adalah tanah, rumput, dan lain-lain, pada rock garden yang kita siapkan adalah elemen-elemen keras seperti batu koral, pasir, batu bata, dan ijuk,” kata Giwo. Bisa dikatakan, komposisinya 60–70 persen taman ini menggunakan batu koral dan pasir, sisanya baru mengaplikasikan tanaman.
Lantas, seperti apa cara mengaplikasikan taman jenis ini? Nirwono menuturkan, untuk membuat rock garden, yang pertama kali harus diperhatikan adalah letak serta ukuran lahannya. Biasanya rock garden diaplikasikan di dalam rumah berdampingan dengan inner court. Meski demikian, ada juga kok yang meletakkannya di halaman depan atau belakang rumah. Hanya karena karakternya kering, bila diaplikasikan di halaman depan rumah akan memengaruhi kesan bangunan utama.
Sementara untuk ukurannya, taman kering ini umumnya jarang diaplikasikan dalam skala lahan yang luas. Lagi-lagi, alasannya karakter taman tersebut. ”Karena itu, cukup dengan lahan 1x2 meter atau 5 meter persegi kita sudah dapat membuat taman ini,” ujar Nirwono.
Lantaran itu pula, taman kering memerlukan elemen pendukung guna memperlembut karakternya. Nirwono menyarankan, Anda boleh menambahkan unsur tanaman dan air pada taman ini. Dengan catatan, pastikan tanaman itu memiliki karakter yang hampir sama. Maksudnya, tanaman tahan terhadap panas dan tidak membutuhkan perawatan secara khusus. Ambil contoh kaktus, tanaman soka, atau jenis tanaman kering lain.
Untuk memberi sentuhan segar dan indah, tidak ada salahnya Anda mengaplikasikan tanaman berbunga. Bila tidak memungkinkan, Anda boleh memilih tanaman yang karakter daunnya indah dan tebal, atau pilih bentuk batang yang indah. ”Dengan catatan, tetap harus pilih yang karakternya hampir sama dengan tanaman lain,” timpal Giwo.
Anda juga dapat menambahkan unsur lain di taman itu. Ambil contoh aplikasi air mancur atau buatlah kolam-kolam kecil. Untuk ukurannya, Anda bisa sesuaikan dengan luas lahan yang tersedia. Yang terpenting, tujuan dibuatnya kolam atau air mancur itu untuk memperlembut dan menyegarkan rock garden.
Agar taman kering ini baik secara estetika dan secara fungsional, sebaiknya sesuaikan konsep taman dengan karakter bangunan rumah. Hal tersebut disampaikan oleh arsitek Nunung Adywijaya. Menurut dia, rock garden memiliki keterkaitan dengan konsep rumah atau lebih tepatnya rock garden haruslah bertema supaya dalam penerapannya tidak berkesan asal-asalan.
”Jangan lupa, kesan natural juga harus menjadi pertimbangan. Terkadang orang mengistilahkan taman ini sebagai taman kering sehingga penunjang kesan natural dan alami kerap tidak diperhatikan,” katanya.
Begitu pun saat memilih elemen keras yang ingin digunakan. Pasti bukan sembarang kerikil atau batu yang Anda gunakan. Dalam hal ini Anda harus cermat memilih jenis batu yang hendak digunakan, misalnya batu koral, batu granit, atau batu-batu yang besar. Sementara soal besarannya, Anda dapat mengaturnya sesuai konsep awal taman ini. Ambil contoh, pilih batu dengan jenis yang sama namun ukurannya dipilih berbeda. Tinggal bagaimana cara Anda mengomposisikannya.
Contoh, sebut Nunung, untuk batu besar pilih beberapa yang ukurannya besar dan berwarna gelap. Sementara untuk batu-batu kecil, Anda dapat menggunakan koral dengan pilihan berbagai warna. ”Semua kembali lagi ke konsepnya. Jika yang diusung konsep minimalis, warna yang dipilih jangan terlalu banyak. Cukup dua atau pilih yang warnanya netral. Sebab, terlalu banyak warna malah bisa memunculkan kesan maksimalis,” papar Nunung. (source: SINDO//tty)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar